Penyebab acara esports dan cosplay tidak dapat dipisahkan – Kzentech

Apa keterkaitan antara acara esports dan cosplay?

Dari masa ke masa, cosplay menjadi identik dengan anime atau karakter fiksi lainnya yang sebagian besar berasal dari dunia perfilman. Lalu kenapa cosplayer sering muncul di event esports atau apapun yang berhubungan dengan dunia gaming?

Secara pengertian, cosplay merupakan gabungan dari kata “Costum” dan “Play”. Sedangkan cosplayer adalah seseorang yang mendemonstrasikan hal tersebut, baik sebagai profesi maupun sekedar hobi.

Bahkan, tidak ada aturan bahwa cosplay hanya dilakukan untuk karakter kartun atau film yang merona. Kehadiran cosplayer yang menampilkan karakter permainan dalam event esports juga menjadi pemandangan yang berbeda dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Lantas, apa yang membuat penyelenggara turnamen esports menghadirkan event kostum untuk memeriahkan acara mereka? Sebenarnya apa hubungan keduanya?

---

---

Alasan mengapa event esports pasti membutuhkan pemain berkostum

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Kzentech berkesempatan bertanya kepada pegiat cosplay yang juga merupakan pemain profesional MLBB, Sherlin Tsu alias Babyshark. Dia tahu banyak tentang hubungan keduanya, karena dia terlibat dalam mengeksplorasi keduanya.

Awalnya Sherlyn menjawab tentang scene cosplay di Indonesia yang sangat disukai masyarakat, namun sepertinya sulit untuk berkembang menjadi scene yang lebih besar. Dia juga mengatakan bahwa ini mungkin karena perkembangan di industri esports.

“Tergantung (adegan cosplay-nya besar atau tidak). Jika industri esports terus berkembang, besar kemungkinan industri cosplay juga akan berkembang. Karena kedua hal ini saling berhubungan,” ujar Sherlin kepada Kzentech.

Mendengar jawaban Sherlyn, Kzentech tertarik untuk mengetahui lebih jauh hubungan antara turnamen esports dan cosplay.

Ternyata developer dan penyelenggara turnamen eSports memiliki tujuan khusus dengan mengundang para cosplayer ke acara mereka, terutama untuk meningkatkan hubungan antara game dan penggunanya.

“Mengapa esports membutuhkan desainer kostum untuk menghidupkan acaranya? Karena karakter yang ada harus membangun hubungan antara game dan penggunanya,” kata Sherlin.

“Itulah mengapa selalu ada pemain berkostum di event esports, setidaknya agar pemain bisa berfoto dengan karakter atau hero yang dimainkannya,” ungkapnya.

Membina hubungan dengan para gamers tentunya menjadi salah satu upaya yang dilakukan developer atau publisher agar game yang dijalankannya bisa semakin disukai oleh para pengguna. Jika berhasil, hal ini tentu akan berdampak pada perkembangan scene esports.

Dengan kata lain, skena cosplay di Indonesia masih memiliki peluang untuk berkembang lebih besar dari waktu ke waktu. Mereka telah menjadi komponen penting dalam perkembangan game dan esports tanah air.

Ikuti akun resmi SATU Esport Di Facebook, Instagram, dan TikTok untuk berita esports terbaru, skor, gosip transfer, dan pembaruan harian lainnya.

Baca juga: Sherlin Tsu: Dari “Putri” hingga Sewa Rumah Kost untuk Tunjangan Sehari